Pengumuman

Menyambut Bulan PRB 2024, DMC Dompet Dhuafa Gelar SPAB di Sekolah-sekolah

By 07 Okt 2024, 11:00:00 WIBBreaking News

Menyambut Bulan PRB 2024, DMC Dompet Dhuafa Gelar SPAB di Sekolah-sekolah


Banda Aceh—Dalam menyambut peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2024 di Kota Banda Aceh, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggelar pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di tiga sekolah di Kota Banda Aceh, pada Senin (7/10/2024). Tiga sekolah tersebut adalah SD Negeri 6 Banda Aceh, SMP Islam Qur’ani, dan SMP Al-Azhar Cairo, Banda Aceh. 

Dalam pelatihan SPAB yang difasilitasi oleh DMC Dompet Dhuafa ini, para peserta didik dari setiap sekolah mendapatkan kesempatan untuk mempelajari apa itu bencana, bagaimana sikap dan langkah yang perlu dilakukan ketika bencana terjadi, dan apa saja yang perlu disiapkan dalam mitigasi bencana di fase pra bencana.  

Beberapa pembelajaran yang disampaikan kepada para siswa merupakan langkah penting agar pengurangan risiko bencana bisa tercapai.  

Tidak hanya pemaparan materi tentang kebencanaan dan mitigasinya, para siswa melakukan praktik pemadaman api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Praktik ini bertujuan untuk mengenalkan para siswa untuk punya kesigapan ketika terjadi kebakaran yang bisa muncul di lingkungan terdekatnya, baik rumah maupun sekolah. 

Selain itu, para siswa juga berkesempatan untuk mengikuti simulasi bencana alam, khususnya gempa bumi. Tidak hanya siswa, simulasi ini melibatkan juga para guru dan staf yang ada di sekolah.  

Sebelum melakukan simulasi, tim DMC Dompet Dhuafa sebelumnya memberikan informasi dan pengarahan apa dan bagaimana gempa terjadi. Diberikan juga respons yang wajib dilakukan apabila suatu waktu terjadi gempa.  

Siti Sarah, Kepala Sekolah SMP Al Azhar Cairo Banda Aceh, menyampaikan tanggapan baiknya mengenai penyelenggaraan pelatihan SPAB oleh DMC Dompet Dhuafa di sekolahnya. Menurutnya, apa yang disampaikan saat pelatihan SPAB ini sangat penting dan sesuai untuk setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai SMA.  

“Kita rasa memang mitigasi bencana ini perlu karena kalau kita tidak punya ilmu terkait mitigasi bencana ini akan banyak sekali korban yang berjatuhan karena kurangnya ilmu. Jadi menurut saya ini penting sekali, siswa pun harus belajar dan tahu tentang mitigasi bencana seperti itu,” ucapnya.  

Pendidikan kebencanaan dan mitigasinya sejak dini menjadi penting mengingat terdapatnya potensi bencana di setiap wilayah di Indonesia, tak terkecuali Aceh. Siti Sarah menceritakan bencana kerap terjadi dan berdampak langsung pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.  

“Beberapa waktu lalu, bulan lalu tepatnya, Aceh sendiri mengalami musibah angin badai sampai kita juga diwajibkan untuk libur sekolah pada saat itu. Jadi memang (beberapa potensi) bencana ini cukup dekat dengan Aceh. Kita juga pernah tsunami Aceh. Cukup dekat bencana mau tidak mau kita berkenalan langsung dengan bencana, wajib hukumnya siswa kita dan kita juga para guru belajar langsung untuk menanggapi bencana itu seperti apa,” lanjut Siti Sarah.  

“Harapan saya pastinya para guru dapat mengamalkan. Alhamdulillah, sudah tahu ilmunya bisa mengembangkan, mempraktikannya, dan berharap kita—tidak pernah tahu bencana itu datang kapan—dan semoga saat bencana itu datang kita dapat mempraktikkan ilmu-ilmu ini. Jadi kita dapat menimalisir korban yang bisa terdampak dari bencana tersebut. Kemudian semoga sosialisasi mitigasi bencana ini dapat menyebar luas, mudah-mudahan ini juga dapat dirasakan oleh teman-teman di sekolah lain dari jenjang manapun baik SD  maupun SMA,” kata Siti Sarah.  

Nada yang sama juga disampaikan oleh Tuti Martiani Ningsih, Kepala Sekolah SD Negeri 6 Banda Aceh. Tuti mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan DMC Dompet Dhuafa di sekolahnya.  

“Sangat bersyukur dan mengapresiasi kegiatan ini karena anak-anak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan  bagaimana mereka mempersiapkan diri jika suastu saat terjadi bencana, baik bencana kebakaran, gempa dan sebagainya. Pastinya kita berharap peristiwa itu tidak akan terjadi, namun itu adalah kuasa Allah dan bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja,” kata Tuti.  

Pentingnya pengenalan mitigasi bencana sejak dini tidak bisa dilepaskan dari potensi bencana yang ada di Indonesia. Generasi yang tangguh dalam menghadapi bencana di masa depan merupakan buah dari penerapan pendidikan mitigasi bencana kepada generasi muda saat ini.  

“Dengan adanya kegiatan ini memberikan pengalaman dan pelajaran untuk siswa-siswa SDN 06 Banda Aceh. Jika mungkin itu terjadi mereka sudah siap melindungi dirinya dan apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi bencana itu, terimakasih kepada pihak Dompet Dhuafa yang telah menyelenggarakan kegiatan ini,” ucap Tuti. 

Kegiatan pelatihan SPAB ini juga mendapatkan tanggapan baik dari para siswa. Salah satunya dari Aleya Kimora, siswa SMP Al-Azhar Cairo Banda Aceh.  

“Kegiatannya seru banget apalagi pas simulasi menghadapi api.  Percobaan penanganan api  seru banget.  Penjelasannya sangat seru dan bermanfaat. Disetai juga dengan film dan bernyanyi. Feel simulasi gempanya juga dapet banget. Sedikit panik dan bisa merasakan kejadiannnya. Pokonya seru,” seru Aleya.  

Aleya juga menambahkan pentingnya pengetahuan dan wawasan tentang bencana dan langkah mitigasinya. Aleya menyadari bahwa bencana bisa terjadi kapan pun dan di mana pun, maka menurutnya pendidikan kebencanaan menjadi piranti yang wajib dimiliki setiap orang. Dan kegiatan pelatihan SPAB ini adalah pengalaman pertama Aleya berkenalan dengan pendidikan kebencanaan dan pengetahuan tentang mitigasinya.  

“Kegiatan pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diselenggarakan oleh DMC Dompet Dhuafa di Kota Banda Aceh ini menjadi langkah konkret dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana,” ucap Adi Sumarna, staf Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa.  

“Bulan PRB tahun 2024 di Aceh ini menjadi momentum yang tepat untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang kebencanaan dan upaya pengurangan risiko bencana ke anak-anak sekolah, agar mereka punya bekal untuk bisa tangguh di masa mendatang,” pungkasnya. 

Dengan mengenalkan konsep dan praktik kebencanaan sejak dini, diharapkan para siswa, guru, dan staf sekolah dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.  

Inisiatif seperti ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kesadaran, tetapi juga untuk membentuk masyarakat yang lebih tangguh dan mampu meminimalisir dampak buruk dari bencana yang bisa datang kapan saja. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa). Sumber berita https://dmc.dompetdhuafa.org, Publisher (Tim Seknas SPAB/ Tim IT)